Warning: Attempt to read property "post_excerpt" on null in /home/u1603218/public_html/glomadnews.com/wp-content/themes/chromenews/inc/hooks/hook-single-header.php on line 87
MUSIRAWAS – Pemerintah Kabupaten Musirawas menggelar acara upacara Hari Santri Nasional di halaman Pemkab Musirawas. Acara tersebut dipimpin langsung oleh Bupati Musirawas Hendra Gunawan, Senin (22/10/2018).
Bupati Musirawas H. Hendra Gunawan dalam sambutannya, menyampaikan amanat Mentri Agama RI yang mengatakan bahwa dilaksanakannya Upacara Hari Santri merupakan babak baru dalam sejarah umat Islam Indonesia. Merupakan wujud relasi harmoni antara pemerintah dan umat Islam, khususnya bagi kalangan kaum santri.
Ia mengatakan, pemerintah sudah sepatutnya memberikan apresiasi bagi perjuangan kaum santri yang secara nyata dan terjaganya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Oleh karena itu, Peringatan Hari Santri harus dimaknai sebagai upaya memperkokoh segenap umat beragama agar saling memberi kontribusi guna mewujudkan masyarakat yang bermartabat, berkemajuan, kesejahteraan, makmur dan berkeadilan,” Ujarnya.
Ia juga menjelaskan, kalangan pesantren dalam hal ini adalah para kyai, santri, dan elemen umat Islam yang belajar kepada orang-orang pesantren diharapkan oleh segenap bangsa untuk mecurahkan energinya dalam menjaga keutuhan dan persatuan masyarakat.
Lanjutnya, pada kenyataannya, revolusi jihad itu telah melebur menjadi sekat-sekat antara kelompok agamis, Nasionalis dan Sosialis di kalangan masyarakat dan bangsa yang beragam latar belakang. Revolusi jihad telah menyimbangkan spritual individu yang bersifat Vertikal dengan kepentingan bersama yang bersifat Horizontal melalui fatwa ulama yang mendudukan Nasionalisme sebagai bagian dari sikap religius.
“Bersama santri damailah negeriku. Isu perdamaian diangkat sebagai respon atas kondisi bangsa Indonesia, saat ini sedang menghadapi berbagai persoalan seperti maraknya berita hoax, ujaran kebencian, polarisasi simpatisan politik, propaganda kekerasan dan terorisme,” Harapnya.
Hari santri ini merupakan momentum untuk mempertegas peran santri sebagai pionir perdamaian yang berorientasi pada spirit moderasi Islam di indonesia. Dengan karakter di kalangan pesantren yang moderat, toleren dan komitmen cinta tanah air.
“Santri diharapkan dapat menyuarakan dan meneladankan hidup damai serta menekankan lahirnya konflik di tengah-tengak keragaman di masyarakat. Marilah kita tebarkan kedamaian, kapan pun, di mana pun dan kepada siapa pun,” Tutupnya. (Ang/adv)