Warning: Attempt to read property "post_excerpt" on null in /home/u1603218/public_html/glomadnews.com/wp-content/themes/chromenews/inc/hooks/hook-single-header.php on line 87
MUSI RAWAS- Tercatat di Desa Muara Megang, Kecamatan Megang Sakti selama Desember 2019 ada lima kasus penderita Demam Berdarah Dengue (DBD). Hal tersebut dipastikan Kepala Dinkes Kabupaten Mura, Hj Milpta Hulummi melalui Kepala Bidang (Kabid) P2L, Edward kepada awak media, Selasa (24/12).
Namun, pada Januari hingga akhir Desember 2019, jumlah kasus DBD di Kabupaten Mura tercatat sebanyak 89 penderita. Data tersebut berdasarkan laporan dari setiap Puskesmas yang ada di Kabupaten Mura.
Mangantisipasi terjadinya peningkatan kasus DBD diwilayah Kabupaten Mura, dimana pasca masa pergantian musim merupakan salah satu faktor resiko berjangkitnya kasus penyakit menular khususnya penyakit DBD.
Pihak Dinkes dalam upaya penanggulangan peningkatan kasus DBD ini, telah melakukan beberapa kegiatan. Yakni melakukan fooging fokus penyemprotan nyamuk diwilayah terjangkit Desa Muara Megang pada Senin (23/12) kemarin.
“Selain melakukan fooging, kita juga menginstruksikan kepada Puskesmas se-Kabupaten Mura untuk meningkatkan Sistem Kewaspadaan dini peningkatan kasus DBD melalui upaya surveilans epidemiologi. Kegiatan itu bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB), dengan menemukan sedini mungkin masyarakat yang terinfeksi penyakit DBD,” kata Edwar.
Untuk itu, agar upaya penanggulangan dapat berhasil dengan baik peranserta masyarakat sangat diperlukan untuk memutuskan rantai penularan, yaitu dengan membasmi nyamuk yang ada disekitar lingkungannya melalui kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3 M (Menguras,Menutup,Mengubur) tempat-tempat berkembang biak nyamuk aedes aygipty seperi bak air, ember, ban bekas dan lainnya.
“Dihimbau kepada seluruh masyarakat agar segera melaporkan 1×24 jam apabila ada masyarakat yg diduga menderita DBD, dengan gejala_gejala demam panas yg tinggi dan timbul bercak/bintik-bintik kemerahan ditubuh.
Hal ini untuk mengantisipasi, terlambatnya penderita DBD mendapatkan tatalaksana pengobatan yg dapat berakibat kematian,” imbau pria rama ini.
Salah seorang warga Desa Muara Megang, Sa (39) mengatakan bahwa pada bulan Desember ini warga rawan terkena DBD. Baik itu anak-anak, remaja maupun dewasa, sehingga meminta Puskesmas atau Dinkes melakukan tindakan fogging guna membasmi nyamuk-nyamuk.
“Anak saya terkena DBD, dan rawat di RS Sobirin selama enam hari. Kasus ini sudah saya sampaikan ke Puskesmas dan Dinkes, setelah saya melapor mereka langsung melakukan obat fogging,” kata Sa.
Ditambahkan Fogging diharapkan bisa memberantas bibit nyamuk DBD. Apalagi didesanya saat ini masih sering diguyur hujan, jadi rembesan-rembesan air hujan yang ada di selokan ini bisa menjadi wadah bertelur jentik-jentik nyamuk DBD sehingga butuh fogging. (*)
Laporan: Daulat