Musi Rawas, Glomadnews.com-Polres Musi Rawas (Mura) melakukan pengecekan kendaraan pendukung operasi pengamanan natal dan tahun baru (Nataru) 2023 mendatang. 

Pengecekan tersebut dipimpin, Kapolres Mura, AKBP Achmad Gusti Hartono, S.ik diwakili Kabag Ops  Kompol Polin E.A Pakpahan  dihalaman belakang, Mapolres Mura, Kamis (15/12/2022).

Kabag Ops, Kompol Polin E.A Pakpahan menjelaskan  bahwa sebagai salah satu implementasi Asta Siap. Asta Siap merupakan delapan kesiapan yang dapat dijadikan acuan pemolisian berbasis dampak masalah melalui satuan-satuan tugas yang saling terpadu. 

“Pemolisian berbasis dampak masalah ini dapat dikategorikan sebagai pemolisian yang bersifat khusus atau kontijensi,” katanya.

Kabag Ops menjelaskan, penjabaran dari Asta Siap ada delapan item yaitu, pertama Siap piranti lunak (Pilun), Piranti-piranti lunak mencakup undang-undang/ peraturan-peraturan termasuk petunjuk-petunjuk sebagai payung hukum dan pedoman-pedoman untuk mengimplementasikan tugas-tugas pada satuan-satuan tugas antara lain: rencana operasi, rencana kontijensi (aman nusa 1 model/pola pengamanan: bencana, aman nusa 2 model/pola pengamanan: konflik sosial, aman nusa 3 model/pola pengamanan: teror bom), direktif latpraops, kegiatan asistensi, supervisi. 

Perintah pelaksanaan operasi yang berisi, pertama perencanaan, kedua pelaksanaan operasi, ketiga urat perintah pelaksanaan tugas kepada para petugas-petugas kepolisian yang akan mengawaki dan melaksanakan tugas-tugas operasi, keempat penjabaran tugas bagi pejabat-pejabat dalam operasi, kelima penjabaran tugas untuk satuan-satuan tugas operasi.

“Serta, kelima rencana pengamanan pada setiap tahapan operasi yang disesuaikan dengan karakteristik kerawanan daerah (dari setiap kegiatan-kegiatan), dan keenam lampiran rencana pengamanan: denah/lokasi yang akan diamankan dari peta wilayah sampai dengan denah-denah lokasi di dalam gedung,” jelasnya.

Lebih lanjut, Kabag Ops menjelaskan, kedua, siap posko yang dapat menjadi pusat K3I (komunikasi, Koordinasi, Komando dan Pengendalian Informasi),yang berisi peta provinsi, peta-peta kota/kabupaten, dan jejaringnya, Panel Situpak (Situasi, Tugas Pokok, Administrasi, Komando dan Pengendalian), panel cara-cara bertindak dalam mengatasi kontijensi, panel rengiat, pelaksanaan kegiatan dan hasil kegiatan masing-masing satgas. Tabulasi kegiatan dan kejadian selama operasi.

Lalu, ketiga siap latihan pra operasi (latpraop), latihan sebelum pelaksanaan operasi mencakup latihan untuk petugas posko, latihan untuk petugas satuan tugas (satgas), Satgas 1 (yang dilaksanakan fungsi Intel dan Binmas), Satgas 2 (fungsi Sabhara dan Lalu Lintas), Satgas 3 (Brimob)

d. Satgas 4 (penegakkan hukum: fungsi Reskrim) dan Satgas 5 (pengamanan dan pengawalan VIP/VVIP), Satgas 6 (satgas bantuan: kompi kerangka, administrasi (inspektorat, rorena, rosarpras, bidkeu), operasional (dokes, bidkum, bidhumas, bid-TI, bidpropam) serta Satgas 7 (satgas pengamanan yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan intensional)

“Kemudian, latihan untuk menghadapi masalah-masalah kontjensi yang dikonstruksi/dibuat model bervariasi pertahapan operasi,” paparnya.

Kembali ia menjelaskan, keempat siap kondisi keamanan ketertiban dalam masyarakat (kamtibmas), kesiapan kondisi kamtibmas yang dapat dikatakan kondusif dan terkontrol, dibangun dengan sistem-sistem networking/jejaring sebagai soft power sampai tingkat komuniti (RT/RW).

Kelima, siap masyarakat

Kesiapan masyarakat sebagai mitra dalam menjaga dan memelihara yang memiliki komitmen dan gerakan moral dari para pemangku kepentingan untuk peka dan peduli dalam mencari akar masalah serta menemukan solusi yang tepat dan dapat diterima semua pihak, keenam siap kuat personel Kesiapan personel/sumber daya manusia (SDM) untuk petugas pada satgas, petugas pada posko dan petugas untuk mengatasi situasi kontjensi.

Lalu, ketujuh siap sarana dan prasarana (sarpras), Kesiapan sarpras yang digunakan untuk perorangan, kelompok maupun kesatuan yang dapat berbasis pada ilmu pengetahuan dan teknologi, kedelapan siap anggaran kesiapan anggaran baik untuk komando dan pengendalian, satgas, tugas-tugas kontijensi (sesuai perencanaan), penggunaan sesuai rencana kegiatan baik pra, saat maupun pascakejadian, hasil kegiatan, pertanggungjawaban keuangan. Yang didukung dengan dokumen-dokumen.

“Asta Siap sebagai model pemolisian yang berbasis dampak masalah diimplementasikan untuk menangani pra kejadian sebagai bentuk antisipasi, saat kejadian untuk meredakan dan menyelesaikan permasalahan agar tidak meluas dan paska kejadian untuk merehabilitasi/memperbaiki kondisi sosial yang rusak akibat dari berbagai dampak masalah,” pungkasnya. (**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *