Warning: Attempt to read property "post_excerpt" on null in /home/u1603218/public_html/glomadnews.com/wp-content/themes/chromenews/inc/hooks/hook-single-header.php on line 87
MUSI RAWAS- Terpuruknya prestasi di Kabupaten Musi Rawas (Mura) pada Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) XXIX di Palembang dengan mendapatkan satu poin Juara tiga dalam klasmen urutan ke 15 dari 17 peseta kontestan di Sumatera Selatan (Sumsel) tidak bisa di jadikan indikator kalau daerah itu relijius atau tidak.
Kabag Kesra Setda Mura, M Yusran Amri menjelaskan bahwa di 2020 ini pihaknya sengaja mengutamakan kearifasan lokal walaupun pihaknya kalah tidak dapat juara. Namun, ada satu kebanggaan karna dimulai dari tahun ini bersama – sama komitmen untuk mnggunakan prodak-prodak lokal.
“Prodak lokal dimaksud, yaitu mengambil peserta santri kita yang asli daerah kita sendiri. Artinya asli puta putri daerah,” kata Yusran Amri, Selasa (15/9).
Prestasi itu bukan indikator kalau daerah Kabupaten Mura ini gagal dalam program mura relijius prestasi itu bonus, walau pun prestasi itu juga penting. Namun tidak bisa dinjadikan indikator kalau daerah itu relijius atau tidaknya.
“Daerah sudah menggelontorkan anggaran untuk pembinaan, sebenarnya bukan kami yang membina santri. Tapi ada pembinanya, yakni guru ngaji di setiap kecamatan dan desa masing – masing,” ucapnya.
Menurutnya mereka memfasilitasi saja juga untuk memberikan semangat para guru ngaji, dengan memberikan insentif guru ngaji yg terpilih di 14 Kecamatan, dan santri-santri pembinaannya di kecamatan dan desa masing-masing melalui Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) dan Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ).
“Kita memberikan sarana serta fasilitas insentip kepada Guru ngaji, jumlahnya 704, Tokoh agama
Petugas Penghubung Urusan Keagamaan Desa Kelurahan (P2UKDK), jumlahnya 205 yang terdiri dari P2UKD SK Provinsi 132, P2UKD SK Bupati 76 dan marbot jumlahnya 552 dengan insentip 160 ribu perorang.
“Kami tidak menuntut dan menfokuskan untuk anak berpreatasi, bisa saja kami mengambil santri dari daerah lain bukan berasal dari daerah kita sendiri agar mendapatkan prestasi. Namun agak kurang elok jika memakai peserta santri dari daerah lain, demi mendapatkan gelar prestasi tersebut, memang santri kita ini belum semuanya terbina dengan baik,” jelasnya. (dt)