Warning: Attempt to read property "post_excerpt" on null in /home/u1603218/public_html/glomadnews.com/wp-content/themes/chromenews/inc/hooks/hook-single-header.php on line 87
MUSI RAWAS, Glomad – Kementrian PU dan Perumahan Rakyat RI melalui Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII (BBWSS) melakukan Sosialisasi jadwal pengeringan saluran untuk pelaksanaan pekerjaan rehabilitasi D.I Kelingi Tugumulyo bersama Bupati Musi Rawas (Mura).
Kegiatan tersebut di laksanakan pada Rabu (7/6) bertempat di Auditorium Pemerintah Daerah (Pemda) Mura. Dalam acara itu tentunya dengan protokol kesehatan yang ketat, dan di hadiri oleh Kepala BBWSS Ir Birendrajana. Selaku narasumber Sekretaris Daerah (Sekda) Edi Iswanto, Dandim 0406, Kapolres Mura, Kajari Lubuklinggau, para OPD, Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) ,Petani Padi, Petani (Pembudidaya) Ikan tawar, penjaga pintu air serta Awak Media dengan Moderator Kepala Bapeda Mura, Ir.Nanti Kasih.
Kepala BBWSS, Birendrajana menyampaikan
untuk pekerjaan disaluran primer yaitu pengangkatan sedimen (lumpur) Dari BK0-BK17 dan pemasangan Lening (dinding beton) spot-spot. Sedangkan untuk pekerjaan disaluran sekunder, yaitu pengangkatan sedimen dan pekerjaan pemasangan batu (spot-spot)
“Titik berat pekerjaan saluran irigasi yaitu pengangkatan sedimen (lumpur), baik di saluran primer maupun sekunder yang menyebabkan pendangkalan dan pekerjaan pemasangan batu dispot-spot kerusakan sepanjang saluran,” kata
Birendrajana.
Menurutnya, rehabilitasi akan dikerjakan secepatnya dengan tetap memperhatikan kualitas pekerjaan.
“Untuk itu pihaknya sangat mengharapkan dukungan semua pihak, sehingga pekerjaan dapat selesai sesuai rencana,” harapnya.
Bupati Mura, Hj Ratna Machmud diwakili Sekda Mura, Edi Iswanto sangat mengapresiasi kegiatan pengeringan yang akan dilakukan pihak BBWSS VIII dengan harapan pasca rehab manfaatnya berdampak baik bagi petani padi
“Jadwal pengeringan yang segera dilakukan bulan September ini sebelumnya telah melalui kajian dan koordinasi dengan pihak terkait,” ucapnya.
Maka diharapkan nantinya setelah rehabilitasi yang rencananya akan dilakukan 2 tahap yaitu pada 2020 dan 2021 dapat berdampak positif, guna mengatasi kekurangan debit air yang selalu dikeluhkan petani padi. (dt)