
(Kisah Inspiratif)
“Wanita Inspirasi Thalasemia”
Ruben Namaku, aku dilahirkan dalam keadaan yang sedang sakit dan di campakkan oleh kedua orang tua ku di jalanan, Kabupaten Seluma, Propinsi Bengkulu.
Sakit ku tergolong langka yaitu sakit thalasemia, sebuah penyakit yang tidak ada obatnya.
Menurut ahli kedokteran aku tidak sakit hanya mengalami kelainan darah yang ada di tubuh ku sejak aku di lahirkan, sedih rasanya ketika melihat teman sebayaku bisa bermain bersekolah dan di sayangi oleh kedua orang tua. Ingin menjerit tapi ini ujian bagiku agar kelak aku kuat dan mampu menghadapi kenyataan ini.
Sengaja ku tuliskan cerita ini agar semua orang tua tau bahwa thalasemia bukanlah sakit dan bukanlah aib.
======
Dari aku masih bayi sampai usia ku 7 tahun kondisi ekonomi keluarga ku corat marut jangankan untuk biaya pengobatan ku untuk makan pun orang tua ku tak mampu dan di tambah lagi dengan kehadiran ku di dunia ini seolah – olah aku menjadi beban bahkan aib bagi keluarga ku. Kondisi ini memaksa ku untuk hidup di jalanan yang serba kekurangan.
Hari demi hari kulalui dalam kesengsaraan dan hinaan aku tak berputus asa dan terus berdoa pada tuhan pencipta ku.
=======
Momen kebersamaan Ruben bersama sosok bunda maya dengan nama asli Marzulasmi, S.T., M.Ling begitu memberikan inspiras dan harapan hidup bagi anak – anak penderita thalasemia di Propinsi Bengkulu ada 143 anak yg di asuh dan di urus beliau
=======
Dalam keadaan tubuhku yang penuh dengan luka karena kekerasan yang ku alami, aku di temukan di jalanan oleh bunda Maya dan tim relawan, ya sekitar tahun 2017 saat itu usia ku baru 7 tahun. Kondisi ku di selamatkan dengan bunda Maya dan kawan – kawan Relawan Darah Bengkulu (RDB), aku di urus dan di obati serta di berikan fasilitas oleh Pemerintah Kabupaten Seluma, berkat fasilitasi dan mediasi bunda Maya dan kawan – kawan kala itu.
======
Hari ke hari kondisi ku makin membaik, akan tetapi untuk menyembuhkan sakit ku aku harus ketergantungan terapi transfusi darah, aku yakin biaya nya cukup mahal, semua biaya untuk pengobatan ku banyak di bantu para donatur, Pemkab Seluma dan bunda Maya serta kawan – kawan relawan darah bengkulu.
Ada secercah harapan semangat hidup yang ku terima, akan tetapi yang lebih penting sebagai penyemangat hidup bagi ku adalah kasih sayang mereka terutama kasih sayang bunda Maya dan kawan – kawan relawan darah bengkulu.
Dari kasih sayang inilah aku bangkit untuk sembuh meskipun aku merasa untuk hidup lebih lama aku tak mampu.
Menurut informasi thalasemia merupakan penyakit langka, thalassemia tergolong cukup sering terjadi di Indonesia.
Thalasemia adalah kelainan darah bawaan yang ditandai oleh kurangnya protein pembawa oksigen (hemoglobin) dan jumlah sel darah merah dalam tubuh yang kurang dari normal, dari informasi di atas aku merasa usia ku tak akan lama lagi.
======
Hari ini tanggal 24 Oktober usia ku genap 14 tahun, betapa senangnya Ultah ku kali ini di rayakan oleh bunda Maya dan kawan – kawan relawan darah bengkulu, walau sederhana aku sangat bahagia.
Di dalam hati aku pun berdoa Yaa Rob Ku Selama 5 tahun bunda Maya selalu memberikan kasih sayangnya kepada ku seperti anak kandungnya sendiri. Aku tau, aku takkan mampu membalas nya.
Hanya doa yang ku panjatkan untuknya agar bunda Maya diberikan kesehatan dan di limpahkan rezeki yang berlimpah.
Bunda, Ruben mengucapkan terimakasih atas kasih sayang bunda yang tidak membedakan Ruben dengan anak – anak kandung bunda. Ruben di urus di sunat kan dan bahkan Ruben ingin di sekolahkan. Bunda kasih sayang mu adalah seberkas cinta yang kau berikan kepada ku sebagai anak penderita thalasemia. Makasih ya bunda…
Dari : Ruben
Pengirim : Ir. Jalin Elsaprike, ST., M.Ling., IPP